Home » » Serpihan Penloknas “Dosis Tinggi” (Catatan untuk Pengelola Jurnal Ilmiah)

Serpihan Penloknas “Dosis Tinggi” (Catatan untuk Pengelola Jurnal Ilmiah)

Written By Unknown on Kamis, 17 Juli 2014 | 09.20

Serpihan Penloknas “Dosis Tinggi”
(Catatan untuk Pengelola Jurnal Ilmiah)

Azwardi



Prolog

Setelah melalui proses negosiasi yang cukup alot, akhirnya tertransfer juga uang kontribusi Penloknas Pengelolaan dan Penyuntingan Jurnal Ilmiah meskipun harus molor sampai 19 Juli 2010. Saya tercatat sebagai pengonfirmasi di modus injury time. Hek that...

Pukul 11.55 WIB, pada tanggal berikutnya, melalui Bandara Internasioal Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, saya take off menuju Kota Wisata Batu, Malang, Jawa Timur. Sebelum akhirnya tiba di kota dingin yang eksotis tersebut, pukul 15.05 pesawat Lion Air yang mener-bangkan saya mentransitkan saya di Bandara Internasioal Sukarno Hatta, Jakarta, untuk selanjutnya diteruskan penerbangan selama satu jam dua puluh menit menit lagi ke Bandara Internasioal Juanda, di Surabaya.

Dari Bandara Juanda saya harus pindah dari kabin pesawat ke kabin taksi menuju lokasi penloknas. Dibutuhkan waktu lebih kurang tiga jam per-jalanan darat untuk mencapai lokasi. Sengatan bau gas lumpur lapindo di sepanjang wilayah Porong, Sidoarjo tak dapat dielak hingga membuat dada ini terasa sesak. Setelah jauh meningalkan bau tak nyaman itu, saya meminta supir taksi mampir di warung pecel lele yang memang banyak di pinggir jalan raya jalur Pantura itu, tepatnya di daerah Purwosari. Setelah mengorbankan beberapa ekor lele segar plus sambal yang pedas di situ, saya melanjutkan ekspedisi. Supir taksi dengan senang hati mendikte satu per satu wilayah yang sedang saya lintasi.

Pukul 22.15 saya tiba di lokasi kegiatan, tepatnya di Hotel Agrowisata; sebuah kompleks peristirahatan berbentuk resort berkelas yang memiliki fasilitas terlengkap di daerah pengunungan yang tertata sangat apik dan unik di sela-sela hamparan kebun apel, jeruk, strauberi, dan berbagai produk agronomi dataran tinggi lainnya. Kepenatan berjam-jam dalam perjalanan, tergantikan segera di sini, apalagi saat resepsionis memberi-kan saya tempat istirahat berupa cottage VIP yang posisinya berada persis dalam pelukan gunung kembar yang menjulang yang diselimuti hawa dingin yang menusuk tulang hingga ke sumsum.
***
Masyaallah..., keindahan yang sesungguhnya terkuak lebar saat mentari menyembul dan menaburi sinarnya dari ufuk timur. Ini benar-benar taman surga dunia yang penuh dengan kembang-kembang alam yang terawat dengan sangat baik. Saya tiba-tiba teringat, Saree atau Jantho yang ada di Aceh, jika ja sada pihak yang mau peduli memberdayakan dan mengemasnya dalam paket-paket tertentu, akan tercipta taman-taman wisata alam yang justru lebih elok daripada taman Agrowisata ini, dan juga bisa dijual dengan harga yang fantastis sebagai salah satu sumber PAD.

Tak ada keraguan, kamar-kamar yang dirancang dalam bentuk vila di sini dibandrol segila-gilanya, mulai 600 ribu sampai dengan 3.000.000,00 per 24 jam. Tarif tersebut melambung tinggi di momen weekend dan tambah melangit di hari-hari besar. Begitulah kreatifnya awak gob; broh jeuet keu peng. Bukan seperti kita, peng jeuet keu broh. Op..., cukup dulu laporan perjalanan, ini tak penting.

Sesungguhnya, yang urgen perlu kusampaikan hari ini adalah serpihan pesan yang berseleweran di atmosfier Penloknas Pengelolaan dan Penyuntingan Jurnal Ilmiah 2010 yang diikuti oleh tidak kurang 150 insan pengelola jurnal ilmiah dari berbagai perguruan tinggi di tanah air.

Ternyata, untuk terakreditasinya sebuah jurnal ilmiah tidak mudah. Cukup banyak rambu-rambu yang harus dipelototi, mulai dari teknik penyusunan, jenis dan kualitas tulisan, sampai dengan trik-trik tertentu yang tak tertulis di buku panduan. 

Alhamdulillah, bersadarkan review yang dilakukan oleh beberapa nara-sumber kondang terhadap jurnal Langgam Bahasa kita, ditemukan lebih banyak titik terang yang menggembirakan. Artinya, secara umum selingkung Langgam Bahasa tampilannya telah mendekati seperti model salah satu jurnal yang dirujuk tim penilai akreditasi jurnal Dikti, yaitu Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM).

Naas, saat diraba-raba substansi. Secara umum materi jurnal Langgam Bahasa bersifat lokal, tidak menasional. Maknanya, dalam setiap edisi, artikel yang terpublis semuanya ditulis oleh orang di satu prodi atau di satu fakultas atau di satu universitas. Sementara yang idealnya adalah lebih dari 50% artikel termuat harus berasal dari penulis-penulis lain dari prodi atau fakultas atau universitas yang berbeda-beda dari wilayah yang berbeda-beda pula.

Hal ini memang sudah disadari sejak awal. Keterbatasan tulisan, baik kualitas maupun kuantitas, ditambah lagi desakan kepentingan akan kum kenaikan pangkat/jabatan kalangan sendiri, membuat Langgam Bahasa kehilangan tajinya di hadapan asesor; jago-jago akreditasi Dikti Jakarta. Itulah risiko pahit dari kebijakan-kebijakan yang dipaksakan atas nama ketidakenakan.

Namun, jika semua pihak, khususnya pemangku kebijakan care terhadap keberlangsungan penerbitan Langgam Bahasa ini, kita optimis jurnal ini segera terakreditasi. Bentuk kepedulian riil yang sepatutnya diberikan, antara lain, finalsial yang memadai, terutama untuk pencetakan (bukan fotokopi) plus pendistribusian dan apresiasi yang mem-bumi bagi yang mengabdi sepenuh hati.


Pendahuluan
Jurnal ilmiah merupakan terbitan berkala; wadah tempat mengomunika-sikan ilmu, yang orientasi utamanya adalah pengembangan ilmu. Per-kembangan ilmu ini dikomunikasikan, khususnya kepada sesama pakar dalam disiplin ilmu tertentu. Berbeda dengan terbitan lainnya, seperti buku teks, buku ajar, dan buku referensi. Terbitan-terbitan seperti itu merupakan sarana penyampaian ilmu. Artinya, bahan-bahan dalam terbitan tersebut tersajikan ilmu yang sudah mapan. Oleh karena itu, idealnya, hanya artikel hasil penelitianlah yang mendapat tempat dalam jurnal ilmiah. Hasil penelitian yang dimaksud pun berupa penelitian yang menghasilkan temuan baru dalam lingkup nasional. Hasil penelitian yang bersifat lokal, seperti Penelitian Tindakan Kelas (PTK), belum mendapat tempat di ruang jurnal ilmiah, kecuali jika hasil penelitian PTK tersebut dikaji dan diperbandingkan dengan hasil PTK lainnya dari wilayah lainnya.

Hasil Review
Hasil review narasumber penloknas, yang semuanya merupakan Tim Penilai Akreditasi Jurnal Ilmiah Ditjen Dikti, dalam Klinik Jurnal Penloknas 2010 dapat dikemukakan beberapa catatan penting, khususnya untuk jurnal Langgam Bahasa (LB).
No.
Aspek
Keterangan
  1.  
Teknis
Secara umum (95%) tampilan, setting, dan lay out LB sudah sesuai dengan rambu-rambu akreditasi jurnal ilmiah nasional. Hal-hal yang belum sesuai, antara lain, penempatan mitra bebestari (penyunting ahli) pada halaman judul, tidak menerakan alamat korespondensi penulis di bawah nama penulis, adanya beberapa ruang kosong di halaman pertama setiap artikel, dan tampilan serta cara merujuk tabel. Selain itu, yang sangat fatal adalah LB bukan produk cetakan, melainkan produk fotokopian. Ketentuan ini bersifat wajib dalam ketentuan akreditasi.
  1.  
Substansi
Terdapat banyak koreksi terhadap substansi LB. Koreksi tersebut, antara lain, adalah sebagai berikut:
(1)   Abstrak (Terdapat abstrak yang substansinya berupa simpulan dan panjang abstrak pun berbeda-beda jauh dengan abstrak lainnya.)
(2)   Pendahuluan (Minim dan tidak ada sandaran teori, tidak mengingklutkan masalah dan tujuan secara konsisten.)
(3)   Metode (Sistem penyajian metode tidak konsisten antara satu artikel dan artikel lainnya.)
(4)   Hasil dan Pembahasan (Terdapat penyajian data mentah pada bagian hasil dan pembahasan; dominasi penyajian pendapat pakar dalam bagian hasil penelitian dan pembahasan sehingga tidak terlihat lagi penalaran penulis; tidak adanya deskripsi yang berhubungan dengan penelitian-penelitian lainnya yang terkait; umumnya substansi simpulan salah, berupa penyebutan kembali proposisi-proposisi yang sudah disebutkan pada bagian hasil penelitian dan pembahasan.)

Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil konsultasi dan diagnosisis dalam klinik jurnal dengan profesor-profesor pakar jurnal ilmiah dari UM yang sekaligus merupakan reviewer akreditasi jurnal nasional, Ditjen Dikti, Jakarta, ditambah imput-imput penting yang beseleweran di atmosfier penloknas, untuk Langgam Bahasa dapat disampaikan beberapa catatan penting sebagaimana tersarikan di bawah ini (lihat lampiran). Semoga semua itu menjadi bahan terapi bagi kesehatan Langgam Bahasa.

Untuk pencapaian akreditasi LB perlu memperbaiki (mengobati) sesuai dengan resep-resep yang telah direkomendasikan oleh reviewer. Untuk itu, hal wajib yang harus dilakukan adalah (1) mempersiapkan kembali LB selama dua tahun untuk dapat diusul kembali akreditasinya, (2) melibatkan secara riil mitra bebestari, dan hal ini harus dibuktikan dengan dokumen (bukti fisik) proses kinerja mereka, dan (3) LB harus dicetak sesuai dengan standar grafika penerbitan nasional sebanyak 300 s.d. 1000 eksemplar dan didistribusikan. Untuk merealisasikan semua itu, tidak ada jalan yang lebih baik kecuali semua pihak, mulai dari penulis, pengelola, dosen PBSI, Ketua Prodi PBSI, Dekan FKIP, dan Rektor Unsyiah care terhadap keberlangsungan hidup sehat LB.

Demikianlah beberapa catatan penting yang terekam dari sela-sela Penloknas. Semoga pelajaran terpetik ini dapat menjadi bahan yang sangat berarti bagi keberlangsungan hidup Langgam Bahasa, khususnya dalam pengolahan naskah pada edisi-edisi berikutnya yang pada akhirnya napak tilas ini dapat menuntun Langgam Bahasa ke gerbang akreditasi dan bertahta di modus terakreditasi tentunya. Semoga.


Lampiran

Matriks Kesesuaian Langgam Bahasa (LB) dengan Rambu-Rambu Akreditasi Dikti

No.
Aspek yang Dinilai
Kesesuaian
Catatan
Sesuai
Tidak
I.
1.
Penamaan
Kesesuaian Nama




II.
1.
2.
Kelembagaan Penerbit
Pranata Penerbit
Pelembagaan Landasan Hukum





III.
1.
2.
3.
4.
Penyuntingan
Penelaahan oleh Mitra Bebestari
Kualifikasi Anggota Sidang Penyunting
Keterlibatan Aktif Mitra Bebestari
Dampak Kinerja Penyunting Pelaksana

 
       

      √      


Harus ada bukti otentik keterlibatan mitra bebestari. LB tidak memiliki  bukti otentik pelibatan/review mitra bebestari.

Mitra bebestari tidak perlu diterakan pada lembar personalia. LB menerakannya dengan istilah penyunting ahli.

Daftar mitra bebestari per tahun perlu disertakan pada bagian akhir. LB tidak menyertakannya.
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penampilan
Ukuran
Tata Letak
Tipografi
Jenis Kertas
Jumlah Halaman
Tekstur Sampul
Rancangan Sampul







Karena difotokopi, bukan dicetak, jenis kertas yang dipakai LB masih tetap kertas HVS. Hal ini tidak standar.
V.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Gaya Penulisan
Keefektifan Judul
Pencantuman Nama Penulis dan Lembaga
Abstrak
Kata Kunci
Sistematika Penulisan/Pembaban
Pemanfaatan Instrumen Pendukung
Cara Pengacuan dan Pengutipan
Penyusunan Daftar Pustaka
Petunjuk bagi Calon Penulis
Peristilahan Baku, Bahasa Baik dan Benar


Daftar pustaka hanya memuat referensi yang dirujuk dalam badan teks, atau setiap catatan pustaka wajib diterakan di daftar pustaka. LB masih terdapat yang tidak sesuai. Hal ini karena ketidakaktifan tim penyunting dan mitra bebestari.
VI.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Substansi Isi
Cakupan Keilmuan Berkala
Aspirasi Wawasan Berkala
Kepioneran Ilmiah Isi Berkala
Sumbangan Berkala pada Kemajuan Ipteks
Dampak Ilmiah Berkala
Kadar Perbandingan Sumber Acuan Primer
Derajat Kemutakhiran Pustaka Acuan
Analisis dan Sintesis
Penyimpulan dan Perampatan


Idealnya tulisan dalam jurnal berupa hasil penelitian; yang informasinya tidak ditemukan pada referensi lain; LB sudah mencerminkan hal itu.
Idealnya 80% rujukan tulisan harus berupa rujukan primer 10 tahun terakhir, seperti skripsi, tesis, disertasi, dan jurnal ilmiah. LB masih jauh dari ketentuan ini.
VII.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keberkalaan
Jadwal Penerbitan
Tata Penomoran Berkala
Penomoran Halaman
Indeks Tiap Jilid
Sumber Dana
Potensi Ketersediaan Naskah







Sampai dengan Edisi 4.1 LB tidak memuat indeks, baik indeks subjek maupun indeks pengarang. Untuk ini dapat dimasukkan pada Edisi 5.1.
LB tidak memiliki support dana yang dapat menenuhi standar pencetakan dan penggandaan serta pendistribusian
Idealnya, 50% lebih tulisan bersumber dari penulis di luar institusi atau wilayah. LB memuat 90% lebih penulis dalam institusi.
Sumber naskah boleh dari hasil penelitian mahasiswa yang dinilai baik atau skripsi/tesis yang bernilai A.
Idealnya calon penulis wajib berlangganan selama minimal setahun; menerakan secara eksplisit  biaya cetak bagi penulis yang tulisannya layak dimuat. LB sudah belum mengeksplisitkan hal ini, namun realisasinya belum.
Boleh menampilkan iklan dari sponsor sebagai sumber dana. LB belum melakukannya hal ini.
VIII.
1.
2.
Kewajiban Pascaterbit
Menyediakan Cetak Lepas
Memenuhi Wajib Simpan




Idealnya dicetak minimal  500 eks per edisi; dicetak, bukan difotokopi; disebarluaskan
LB difotokopi maksimal 100 eks, difotokopi, bukan dicetak; belum tersebarluaskan

Batu, Malang, Jawa Timur, 25 Juli 2010


Share this article :

Posting Komentar

Facebook
 

Bahasa Terstruktur Cermin Pikiran Teratur