Home » » TATA CARA PENULISAN LAPORAN TEKNIS DALAM BENTUK ARTIKEL DAN LAPORAN PENELITIAN UNTUK JURNAL ILMIAH

TATA CARA PENULISAN LAPORAN TEKNIS DALAM BENTUK ARTIKEL DAN LAPORAN PENELITIAN UNTUK JURNAL ILMIAH

Written By Unknown on Selasa, 22 Juli 2014 | 09.48

Tata Cara Penulisan Artikel dan Laporan Penelitian    
  
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan artikel dan laporan penelitian. Persyaratan tersebut menyangkut substansi, bahasa, dan teknik penyajian. Untuk itu, laporan teknis, terutama yang cukup panjang, perlu direncanakan dengan baik dan matang terlebih dahulu.

            Secara teoretis proses penulisan artikel dan laporan penelitian meliputi tiga tahap utama, yaitu tahap persiapan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap itu menunjukkan kegiatan yang berbeda. Dalam tahap persiapan ditentukan hal-hal pokok yang akan mengarahkan penulis dalam seluruh kegiatan penulisan laporan itu. Dalam tahap penulisan dilakukan apa yang telah ditentukan, yakni mengembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, paragraf-paragraf, dan bab-bab sehingga selesailah draf yang pertama. Dalam tahap revisi hal yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali apa yang telah ditulis, memperbaiki, mengubah, dan jika perlu, memperluas tulisan tadi.

(1) Penentuan Topik dan Judul
Dalam menulis laporan teknis kegiatan yang pertama-tama dilakukan adalah menentukan topik. Hal itu berarti bahwa harus ditentukan apa yang akan dibahas dalam laporan. Setelah berhasil memilih topik, langkah kedua yang harus kita lakukan adalah membatasi topik tersebut. Dalam hal ini tentu saja dapat dipikirkan secara langsung suatu topik yang cukup terbatas.

            Setelah diperoleh topik yang sesuai, topik itu harus dinyatakan dalam suatu judul karangan. Dalam laporan teknis atau karangan ilmiah judul harus dapat menunjukkan atau menggambarkan topiknya. Penentuan judul itu harus dipikirkan secara sungguh-sungguh dengan mengingat beberapa persyaratan, antara lain, sebagai berikut:
(1)   Judul harus sesuai dengan atau menggambarkan topik;
(2)   Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan dalam bentuk kalimat, misalnya, Pronomina Persona Bahasa Aceh, bukan Pronomina Persona Terdapat dalam Bahasa Aceh;
(3)   Judul diusahakan sesingkat mungkin, misalnya, judul Pronomina Persona Pertama, Kedua, dan Ketiga, baik Tunggal maupun Jamak, yang Terdapat dalam Bahasa Aceh dapat kita singkat dalam bentuk frasa seperti di atas;
(4)   Judul harus dinyatakan secara eksplisit (jelas), misalnya, judul Menjelajahi Neraka Dunia tidak dapat digunakan dalam karangan ilmiah yang memaparkan hasil pengamatan terhadap keadaan ekonomi negara-negara yang sedang berperang.


(2) Penulisan Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak merupakan representasi dari keseluruhan isi sebuah tulisan. Dalam abstrak artikel hasil pemikiran  perlu dikemukakan secara singkat dan jelas, antara lain, latar belakang, masalah, tujuan, dan pembahasan, sedangkan dalam abstrak artikel hasil penelitian perlu dikemukakan secara singkat dan jelas, antara lain, latar belakang, masalah, tujuan, anggapan dasar, hipotesis, populasi, sampel, metode, teknik, dan hasil. Karya ilmiah, khususnya yang dimuat dalam majalah ilmiah atau jurnal, baik yang berupa hasil pemikiran maupun hasil penelitian, menghendaki adanya abstrak.

            Selain abstrak, hal yang perlu dicantumkan dalam sebuah artikel ilmiah adalah kata kunci (key words). Kata kunci adalah istilah-istilah terbatas yang populer digunakan dalam keseluruhan isi sebuah artikel. Kata kunci ini biasanya berupa kata-kata terminologi. Pencantuman kata kunci dalam sebuah artikel posisinya setelah abstrak.

(3) Penulisan Pendahuluan (Latar Belakang) dan Perumusan Masalah
Penyajian karya ilmiah umumnya dimulai dari latar belakang dan masalah. Dalam bagian ini dikemukakan hal-hal yang melatarbelakangi penulisan dan permasalahan yang akan dikaji. Secara konkret hal-hal yang perlu dikemukakan dalam bagian latar belakang masalah adalah jawaban atas pertanyaan berikut:
(1)   Apa yang melatarbelakangi penulis menulis topik tersebut?
(2)   Bagaimana fenomena atau realitas yang ada tentang topik tersebut?
(3)   Mengapa penulis tertarik menulis tentang topik tersebut?
(4)   Bagaimana pandangan para ahli sehubungan dengan topik tersebut atau telaah pustaka/komentar mengenai tulisan yang telah ada yang behubungan dengan masalah topik yang dibahas?
(5)   Bagaimana pandangan penulis sehubungan dengan topik tersebut atau penalaran pentingnya pembahasan masalah yang mendorong pemilihan topik?
(6)   Apa tujuan dan manfaat, baik teoretis maupun praktis, dari hasil penulisan tersebut?
(7)   Bagaimana rumusan masalah tentang topik yang ditulis tersebut.

Perlu diketahui bahwa tertarik tidaknya pembaca terhadap sebuah tulisan terjadi setelah pembaca membaca bagian pendahuluan (latar belakang). Untuk itu, pada bagian ini perlu penyajian selogis dan sekritis mungkin tentang hal-hal yang perlu dikemukakan. Dapat ditambahkan bahwa dalam berbagai penilaian tulisan porsi nilai yang paling tinggi diberikan oleh pihak penilai atas bagian latar belang ini di samping perumusan masalah dan metode.

Perlu juga disampaikan bahwa tidak semua tulisan menghendaki adanya penyajian poin-poin bagian pendahuluan secara lengkap (latar belakang, masalah, tujuan, kerangka teori, manfaat, anggapan dasar, hipotesis, populasi, sampel, sumber data, metode, dan teknik). Hal tersebut umumnya dikehendaki oleh tulisan yang berupa hasil penelitian. Untuk tulisan yang berupa artikel (hasil pemikiran/opini) umumnya cukup menyajikan latar belakang dan masalah pada bagian pendahuluannya. Artinya, ada artikel ilmiah yang tidak mencantumkan secara eksplisit latar belakang dan masalah. Hal tersebut sudah tersirat pada bagian pendahuluan.

Di samping itu, perumusan masalah perlu mendapat perhatian khusus. Perumusan masalah dilakukan sekritis mungkin sesuai dengan topik yang dibahas. Rumusan masalah dibuat dalam kalimat pertanyaan atau pernyataan. Masalah hendaknya dirumuskan serinci mungkin. Banyaknya poin rumusan masalah disesuaikan dengan tingkat keluasan topik yang dibahas. Dalam tulisan yang berupa artikel hasil pemikiran umumnya rumusan masalah dibuat dalam satu kalimat pertanyaan atau pernyataan. Dalam tulisan yang berupa hasil penelitian umumnya rumusan masalah dibuat dalam beberapa poin kalimat sesuai dengan substansi permasalahan yang diteliti.

Perlu juga diperhatikan bahwa jika sebuah artikel menghendaki adanya rumusan tujuan, tujuan yang dirumuskan tersebut harus sesuai dengan masalah. Jika dalam sebuah artikel terdapat tiga poin rumusan masalah, rumusan tujuan yang dibuat pun harus tiga poin. Berikut adalah contoh rumusan masalah dan rumusan tujuan artikel hasil pemikiran dan artikel hasil penelitian.
Contoh rumusan masalah artikel hasil pemikiran:
Bagaimana apresiasi generasi muda terhadap bahasa Indonesia setelah 78 tahun Sumpah Pemuda?

Contoh rumusan tujuan artikel hasil pemikiran:
Tulisan ini bermaksud memaparkan apresiasi generasi muda terhadap bahasa Indonesia setelah 78 tahun Sumpah Pemuda?

Contoh rumusan masalah artikel hasil penelitian:
(1)   Bagaimana aspirasi masyarakat Aceh terhadap pembangunan taman bacaan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?
(2)   Model taman bacaan yang bagaimana yang ideal dikembangkan dalam upaya membangkitkan minat baca anak-anak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?
Contoh rumusan tujuan artikel hasil penelitian:
(1)   mendeskripsikan aspirasi masyarakat Aceh terhadap pembangunan taman bacaan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
(2)   mendeskripsikan aspirasi masyarakat tentang model taman bacaan yang yang ideal dikembangkan dalam upaya membangkitkan minat baca anak-anak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

(4) Penggunaan Bahasa dan Aspek Penalaran
Apa pun karya ilmiah yang dihasilkan, di dalamnya harus terdapat dua hal pokok, yaitu sistematika penulisan dan sistematika penyajian. Penggunaan bahasa untuk penulisan karya ilmiah berkaitan dengan hal pertama, yaitu sistematika penulisan, agar orang lain mengerti informasi yang disampaikan di dalam tulisan tersebut. Secara umum penggunaan bahasa yang dimaksud di sini meliputi diksi, kalimat, paragraf, dan ejaan.

Karya ilmiah disampaikan dengan menggunakan media bahasa. Bahasa yang digunakan dalam penulisan artikel dan laporan hasil penelitian adalah bahasa ragam tulis baku, bukan ragam lisan. Ragam tulis baku menggunakan kata-kata yang sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan kata, antara lain, baku, cermat, sesuai dengan maksud, sesuai dengan kaidah bahasa, dan lazim. Kalimat-kalimat yang digunakan adalah kalimat yang efektif atau kalimat yang gramatikal. Parangar-paragraf yang disusun harus logis, sedangkan ejaan yang dipakai mengikuti kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Menulis merupakan proses bernalar. Untuk mengemukakan suatu topik kita harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan, dan sebagainya. Berdasarkan prosesnya bernalar dapat dibedakan atas bernalar induktif dan bernalar deduktif. Secara umum penalaran dalam penulisan laporan teknis mencakup kedua proses bernalar tersebut.

            Suatu laporan teknis merupakan hasil proses bernalar induktif, deduktif, atau gabungan keduanya. Suatu tulisan yang bersifat deduksi dimulai dengan sebuah pernyataan umum berupa kaidah, peraturan, teori, atau pernyataan umum lainnya. Selanjutnya, pernyataan umum itu akan dikembangkan dengan pernyataan yang bersifat khusus. Sebaliknya, suatu tulisan yang bersifat induksi dimulai dengan rincian-rincian dan diakhiri dengan suatu kesimpulan umum. Gabungan antara keduanya dimulai dengan pernyataan umum yang diikuti rincian dan diakhiri dengan pengulangan pernyataan umum itu.

            Dalam praktiknya, proses deduktif dan induktif itu diwujudkan dalam satuan tulisan yang berupa paragraf. Di dalam paragraf suatu pernyataan umum yang mengandung gagasan utama dikembangkan melalui kalimat-kalimat yang padu. Dengan demikian, dalam hal ini dikenal paragraf deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf, paragraf induktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir paragraf, dan paragraf campuran, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf.


            Proses berpikir deduktif dan induktif itu diterapkan dalam pengembangan seluruh karangan. Paragraf deduktif dan induktif mungkin dipergunakan secara bergantian, bergantung kepada gaya yang dipilih penulis sesuai dengan efek dan tekanan yang ingin diberikan. Penulisan laporan teknis merupakan sintesis antara proses deduktif dan induktif.


Share this article :

Posting Komentar

Facebook
 

Bahasa Terstruktur Cermin Pikiran Teratur